Google

Monday, December 17, 2007

Chronology of events International Trade ( Kronologi Terjadinya Perdagangan International )

Ancient (Zaman Purbakala)



Pict : International Trading Event (Jalur Perdagangan International)

· Roman trade with India according to the Periplus Maris Erythraei, 1st century CE.

o Perdagangan Roman (Kerajaan-Kerajaan) dengan India melalui persetujuan Periplus Maris Erythraei, pada Abad Pertama Masehi.


· Records from the 19th century BC attest to the existence of an Assyrian merchant colony at Kanesh in Cappadocia.[1]

o Catatan dari abad ke 19 Masehi, adanya eksesistensi Koloni Pedagang (Saudagar) Syiria atas Kanesh pada Cappadocia

· The domestication of camel allows Arabian nomads to control long distance trade in spices and silk from the Far East.[2]

o Perjalanan Local yang mengizinkan Pengembara Arab untuk mengatur dari jauh perdagangan rempah dan sutra di Timur Jauh.

· The Egyptians trade in the Red sea, importing spices from the "Land of Punt" and from Arabia.[3]

o Masyarakat Mesir melakukan perdagangan di sekitar Laut Merah, dengan mengimpor rempah-rempah dari daerah-daerah sekitarnya dan dari Masyarakat Arab.

· Indian goods are brought in Arabian vessels to Aden.[4]

o Komoditi dari India dibawa ke Arab dengan kapal laut menuju Aden (Wilayah/ Daerah Barat)

· The "ships of Tarshish," a Tyrian fleet equipped at Ezion Geber, make several trading voyages to the East bringing back gold, silver, ivory and precious stones.[5]

o Dengan menggunakan kapal yang dinamakan “Ships of Tarshish” armada Tyrian melengkapi dengan Ezion Geber (Kelengkapan/Peralatan yang lengkap), membuat beberapa jalur perdagangan ke wilayah Timur pulang dengan Emas, Perak, Gading-Gading dan batu-batu berharga.

· Tiglath-Pileser III attacks Gaza in order to control trade along the Incense Route.[6]

o Tiglath-Pilaser III menyerang Gaza (Palestina) dalam rangka untuk mengontrol jalur perdagangan didalam usaha meningkatkan penghasilannya.

· The cargo from the India and Egypt trade is shipped to Aden.[7]

o Muatan barang-barang (rempah-rempah dan barang berharga lainnya) dari India dan Mesir dibwa melalui kapal menuju Pelabuhan Aden.

· The Greek Ptolemaic dynasty exploits trading opportunities with India prior to the Roman involvement.[8]

o Dinasti Greek Ptolemaic mengeksloitasi dengan membuka kesempatan/peluang bekerjasama dengan India dengan tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan Kerajaannya.

· The Silk Road is established after the diplomatic travels of the Han Dynasty Chinese envoy Zhang Qian to Central Asia, with Chinese goods making their way to India, Persia, and the Roman Empire, and vice versa.

o Jalur perdagangan Sutra terbuka setelah pendirian perjalanan diplomatik dari Dinasty HAN china dengan wakil/Duta Zhang Qian ke Pusat Asia, yang membuka jalur diplomasi dan perdagangan mereka dengan India, Persia, Kerajaan Roma dan Negara-negara lainnya.




The economy of the Kingdom of Qataban (light blue) was based on the cultivation and trade of spices and aromatics including frankincense and myrrh. These were exported to the Mediterranean, India and Abyssinia where they were greatly prized by many cultures, using camels on routes through Arabia, and to India by sea.

Perekonomian dari Kerajaan Qataban (Biru Terang) telah menetap dengan melakukan penanaman modal dan perdagangan rempah-rempah dan minyak-minyak (wangi) secara berkesinambungan.


With the establishment of Roman Egypt, the Romans initiate trade with India.[9]
Dengan berdirinya kerajaan Mesir (Egypt), kerajaan berinisiatif untuk melakukan perdagangan dengan India.

The goods from the East African trade are landed at one of the three main Roman ports, Arsinoe, Berencie or Myos Hormos.[10]
Barang-barang dari Timur Afrika diperdagangkan melalui tiga (3) pelabuhan utama kerajaan yaitu Arsinoe, Berenice atau Myos Hormos.
Myos Hormos and Berencie (rose to prominence during the 1st century BCE) appear to have been important ancient trading ports.[11]
Myos Hormos dan Berencie (terkenal/terkemuka pada Abad Pertama) merupakan pelabuhan perdagangan terpenting pada zaman dahulu.
Gerrha controls the Incense trade routes across Arabia to the Mediterranean and exercises control over the trading of aromatics to Babylon in the 1st century BC.[12] Additionally, it served as a port of entry for goods shipped from India to the East.[13]

Gerrha mengatur penambahan akses perdagangan Arab ke Mediterania dan juga melakukan pengaturan terhadap perdagangan minyak (wangi) ke Babylonia pada abad Pertama.
Due to its prominent position in the Incense trade, Yemen attracts settlers from the fertile crescent.[14] 
Dalam kaitannya dengan posisi perdagangan yang baik dan terkenal, Yemen menarik penetap dari fertile creacent.
Pre-Islamic Meccans use the old Incense Route to benefit from the heavy Roman demand for luxury goods.[15]
Masyarakat Islam (Mekkah) (Pre-Islamic Meccans) menggunakan jalur lama perdagangan Dupa/Harum-haruman (Incence) untuk mendapatkan keuntungan dari besarnya permintaan dari Roma atas barang-barang mewah.
In Java and Borneo, the introduction of Indian culture creats a demand for aromatics. These trading outposts later serve the Chinese and Arab markets.[16]
Di Jawa dan Papua (Java and Borneo), pengenalan tentang dari bangsa India yang menciptakan permintaan-permintaan atas harum-haruman (minyak wangi). Perdagangan seperti ini menjadi servis terdepan nantinya terhadap pasar China dan Arab.
Following the demise of the incense trade Yemen takes to the export of Coffee via the Red Sea port of al-Mocha.[17]
Terjadi penurunan perdagangan Dupa/Harum-haruman, Yaman berpindah menjadi mengeksport kopi melalui Pelabuhan Al-Mocha di Laut Merah




Middle Ages (Zaman Pertengahan)
The Abbasids use Alexandria, Damietta, Aden and Siraf as entry ports to India and China.[18]
Abbasids menggunakan Pelabuhan Alexandria, Damietta, Aden dan Siraf sebagai pelabuhan masuk ke India dan China.
At the eastern terminus of the Silk Road, the Tang Dynasty Chinese capital at Chang'an becomes a major metropolitan center for foreign trade, travel, and residence. This role would be assumed by Kaifeng and Hangzhou during the Song Dynasty.
Di terminal/pelabuhan timus terakhir dari Silk Road (Jalan Sutera), ibukota Dinasti Tang China yang disebut juga Chang'an menjadi suatu pusat utama metropolitan untuk perdagangan luar negeri, perjalanan, dan tempat tinggal. Ketentuan ini akan diasumsikan oleh Kaifeng dan Hangzhou sepanjang Dinasti Song.
Guangzhou was China's greatest international seaport during the Tang Dynasty (618–907), but its importance was eclipsed by the international seaport of Quanzhou during the Song Dynasty (960–1279).
Guangzhou adalah pelabuhan internasional China yang terbesar sepanjang Dinasti Tang ( 618-907), tetapi arti penting pelabuhan Guangzhu ini memudar sepanjang Dinasti Song ( 960-1279)
Merchants arriving from India in the port city of Aden pay tribute in form of musk, camphor, ambergris and sandalwood to Ibn Ziyad, the sultan of Yemen.[19]
Para pedagang yang datang dari India melalui pelabuhan Aden memberi upeti/upah berupa kelenjar rusa jantan, kapur barus, ambergris dan kayu cendana kepada Ibn Ziyad, sultan dari Yaman.
Indian exports of spices find mention in the works of Ibn Khurdadhbeh (850), al-Ghafiqi (1150), Ishak bin Imaran (907) and Al Kalkashandi (fourteenth century).[20]
Barang-barang ekspor dari India berupa rempah-rempah dalam kerjasama dengan Khurdadhbeh (850), al-Ghafiqi (1150), Ishak bin Imaran (907) dan Al Kalkashandi (pada abad ke 14)
The Hanseatic League secures trading privileges and market rights in England for goods from the League's trading cities in 1157.
Liga/Persatuan Hanseatic memberlakukan perdagangan khusus dan pemasaran ke Inggris atas komoditi dalam perdagangan dikota pada tahun 1157.


Modern Ages (Zaman Moderen)
             Early Modern Ages (Awal Zaman Moderen)
Due the Turkish hold on the Levant during the second half of the fifteenth century the traditional Spice Route shifts from the Persian Gulf to the Red Sea.[21]

Portuguese diplomat Pero da Covilha (1460 – after 1526) undertakes a mission to explore the trade routes of the Near East and the adjoining regions of Asia and Africa. The exploration commenced from Santarem (1487) to Barcelona, Naples, Alexandria, Cairo and ultimately to India.


Turki menunggu sepanjang pertengahan kedua dari abad ke lima belas jalur perdagangan rempah-rempah tradisional berpindah dari Gulf Persia ke Laut Merah.[21]

Diplomat bangsa Portugis Pero da Covilha ( 1460 - 1526) melakukan suatu misi untuk melakukan eksplorasi/menyelidiki jalur perdagangan dari timur dekat dan pertengahan Afrika dan Asia. Explorasi dimulai dari Santarem ( 1487) hingga Barselona, Naples, Alexandria, Cairo dan pada akhirnya India.


This figure illustrates the path of Vasco da Gama heading for the first time to India (black) as well as the trips of Pêro da Covilhã (orange) and Afonso de Paiva (blue). The path common to both is the green line.

Gambar ini mengilustrasikan perjalanan Vasco da Gama yang pertama ke India (Hitam) seperti halnya perjalanan Pero da Covilha (Orange) dan Afonso de Paiva (Biru). Dan jalur yang biasa dilalui mereka adalah dijelaskan dengan garis hijau.

Portuguese explorer and adventurer Vasco da Gama is credited with establishing another sea route from Europe to India.
Vasco da Gama penjelajah dan petualang dari bangsa portugis membangun jalur laut lainnya dari Eropa ke India.

In the 1530s, the Portuguese ship spices to Hormuz.[22]
Pada tahun 1530, kapal Portugis yang membawa rempah-rempah ke Hormuz.
Japan introduced a system of foreign trade licenses to prevent smuggling and piracy in 1592.
Jepang memperkenalkan suatu sistem lisensi perdagangan luar negeri untuk mencegah perampokan dan penyelundupan pada tahun 1592.
The first Dutch expedition left from Amsterdam (April 1595) for South East Asia.[23]
Ekspedisi bangsa Belanda yang pertama meninggalkan Amsterdam (April 1595) menuju Asia Timur Selatan.
A Dutch convoy sailed in 1598 and returned one year later with 600, 000 pounds of spices and other East Indian products.[24]
Rombongan kapal Belanda berangkat pada tahun 1598 dan kembali setahun kemudian dengan membawa 600.000 pon dari rempah-rempah dan barang-barang India Timur lainnya .
The Dutch East India Company is formed in 1602.
Perusahaan Belanda di Timur India didirikan pada tahun 1602.
The first English outpost in the East Indies is established in Sumatra in 1685.
Pos Inggris di Timur India didirikan di Sumatra pada tahun 1685.
The seventeenth century saw military disturbances around the Ottawa river trade route.[25] During the late eighteenth century, the French built military forts at strategic locations along the main trade routes of Canada.[26] These forts checked the British advances, served as trading posts which included the Native Americans in fur trade and acted as communications posts.[27]
Pada abad ke 17, Militer mengganggu jalur perdagangan disekitar sungai Ottawa. Diakhir abad ke 18, prancis membangun benteng militernya dilokasi yang strategis disepanjang jalur utama di Canada. Benteng ini dipergunakan Inggris kedepannya, yang melayani pos-pos perdagangan yang meliputi perdagangan suku asli amerika dan sebagai pos-pos komunikasi.
In 1799, The Dutch East India company, formerly the world's largest company goes bankrupt, partly due to the rise of competitive free trade.
Pada tahun 1799, perusahaan belanda di Timur India, yang dulunya merupakan perusahaan terbesar didunia telah bangkrut, berkaitan dengan kenaikan persaingan pasar bebas yang lebih kompetitif.


Later Modern Ages (Zaman Moderen Selanjutnya)



Monopolistic activity by the company triggered the Boston Tea Party.
Kegiatan monopoli oleh perusahaan mencetuskan “Boston Tea Party”
Japan is served by the Portuguese from Macao and later by the Dutch.[28]
Bangsa Jepang dilayani oleh Portugis dari Macao dan terakhir oleh Belanda.
By 1815, the first shipment of nutmegs from Sumatra had arrives in Europe.[29]
Pada tahun 1815, pengiriman pertama buah pala dari sumatra telah sampai di Eropa.
Grenada becomes involved in Spice Trade.[30]
Grenada dilibatkan dalam perdagangan rempah-rempah.
Opium War (1840)- Britain invades China to overturn the Chinese bar on opium imports.
Opium War (Perang Candu) (Tahun 1840) – Inggris menyerang china dengan menghalangi impor candu.
Despite the late entry of America in the spice trade merchants from Salem, Massachusetts trade profitably with Sumatra during the early half of the nineteenth century.[31]
Masuknya amerika dalam perdagangan rempah-rempah dari Salem, yang menguntungkan dengan sumatra sepanjang awal abad ke 19.
Free trade agreement (1860) finalized between Britain and France under the presidency of Napoleon III, prepared by Michel Chevalier and Richard Cobden, sparks off successive agreements between other countries in Europe.
Persetujuan Pasar Bebas (Tahun 1860), antara Inggris dan Prancis dibawah kepresidenan Napoleon III, yang dipersiapkan oleh Michel Chevalier and Richard Cobden, yang kesuksesan perjanjian ini diikuti juga oleh negara-negara lainnya di Eropa.
The Japanese Meiji Restoration (1868) leads the way to Japan opening its borders and quickly industrializing through free trade. Under bilateral treaties restraint of trade imports to Japan were forbidden.
Perjanjian Restorasi Meiji Jepang (tahun 1868), meminta Jepang untuk membuka perbatasannya dan cepatnya pertumbuhan industri melalui perdagangan bebas. Dibawah perjanjian kedua belah pihak tersebut, perdagangan impor ke Jepang dilarang.
In 1873, the Wiener Börse slump signals the start of the continental Long Depression, during which support for protectionism grows.
Pada tahun 1873, Wiene Borse mengisyaratkan terjadinya tekanan ekonomi jangka panjang, sepanjang masih mendukung perlindungan pertumbuhan ekonomi.
In 1946. the Bretton Woods system goes into effect; it had been planned since 1944 as an international economic structure to prevent further depressions and wars. It included institutions and rules intended to prevent national trade barriers being erected, as the lack of free trade was considered by many to have been a principal cause of the war.
Pada tahun 1946, sistem Bretton Wood telah menunjukkan gejalanya; yang telah direncanakan sejak tahun 1944 sebagai internasional ekonomi struktur untuk mencegah peperangan dan tekanan lebih lanjut lagi.
In 1947, 23 countries agree to the General Agreement on Tariffs and Trade to rationalize trade among the nations.
Pada tahun 1947, sebanyak 23 negara setuju dengan perjanjian umum tentang tarif dan perdagangan yang disosialisasikan di negara-negara tersebut.
European Free Trade Association is established in 1960.
Perdagangan bebas Eropa didirikan pada tahun 1960.



A world map of WTO participation: (Peta Negara-Negara Anggota WTO)

The Zangger Committee is formed in 1971 to advise on the interpretation of nuclear goods in relation to international trade and the Nuclear Non-Proliferation Treaty (NPT).
" Zangger Committee dibentuk pada tahun 1971 untuk menginterpretasikan dari barang-barang nuklir dalam hubungan didalam perdagangan internasional dan Nuclear Non-Proliferation Treaty (NPT)
October 16, 1973: OPEC raises the Saudi light crude export price, and mandate an export cut the next day, plus an Embargo on oil exports to nations allied with Israel in the course of the Yom Kippur War.

16 Oktober 1973: OPEC menaikkan tarif ekspor Arab Saudi, dan mengamanatkan pemotongan ekspor untuk selanjutnya, ditambah dengan embargo atas ekspor minyak ke negara-negara yang beraliansi dengan Israel yang disebabkan oleh perang Yom Kippur.
The Nuclear Suppliers Group (NSG) was created in 1974 to moderate international trade in nuclear related goods, after the explosion of a nuclear device by a non-nuclear weapon State.
Nuclear Supplier Group (NSG) ditelah dibentuk pada tahun 1974 untuk mengatur perdagangan internasional nuklir dan barang-barang yang mempunyai hubungan dengannya, setelah terjadi ledakan nuklir di wilayah negara tanpa senjata nuklir.
January 1, 1994: NAFTA takes effect.
1 Januari 1994: NAFTA telah efekti berjalan.
January 1, 1995: World Trade Organization is created to facilitate free trade, by mandating mutual most favored nation trading status between all signatories.
1 januari 1955: WTO telah membentuk fasilitas untuk memudahkan perdagangan bebas, dengan mengamanatkan keuntungan perdagangan timbal balik antara negara-negara yang tergabung didalam keanggotaannya.

References ( Artikel Referensi )
Stearns, Peter N.; William L. Langer (2001-09-24). The Encyclopedia of World History: Ancient, Medieval, and Modern, Chronologically Arranged. Houghton Mifflin Company. ISBN 0-395-65237-5.
Rawlinson, Hugh George (2001). Intercourse Between India and the Western World: From the Earliest Times of the Fall of Rome. Asian Educational Services. ISBN 8120615492.
Shaw, Ian (2003). The Oxford History of Ancient Egypt. Oxford University Press. ISBN 0192804588.
Donkin, Robin A. (2003). Between East and West: The Moluccas and the Traffic in Spices Up to the Arrival of Europeans. Diane Publishing Company. ISBN 0871692481.
Easterbrook, William Thomas (1988). Canadian Economic History. University of Toronto Press. ISBN 0802066968.
Rawlinson, Hugh George (2001). Intercourse Between India and the Western World: From the Earliest Times of the Fall of Rome. Asian Educational Services. ISBN 8120615492.
Young, Gary Keith (2001). Rome's Eastern Trade: International Commerce and Imperial Policy, 31 BC-AD 305. Routledge. ISBN 0415242193.
Corn, Charles (1999). The Scents of Eden: A History of the Spice Trade. Kodansha America. ISBN 1568362498.
Larsen, Curtis (1983). Life and Land Use on the Bahrain Islands: The Geoarcheology of an Ancient Society. University of Chicago Press. ISBN 0226469069.
Crone, Patricia (2004). Meccan Trade And The Rise Of Islam. Gorgias Press LLC. ISBN 1593331029.
Edwards, I. E. S.; et al. (1969). The Cambridge Ancient History. Cambridge University Press. ISBN 0521227178.
Tarling, Nicholas (1999). The Cambridge History of Southeast Asia. Cambridge University Press. ISBN 0521663695.
O'Leary, De Lacy (2001). Arabia Before Muhammad. Routledge. ISBN 0415231884.
Colburn, Marta (2002). The Republic Of Yemen: Development Challenges in the 21st Century. Progressio. ISBN 1852872497.
Crone, Patricia (2004). Meccan Trade And The Rise Of Islam. Gorgias Press LLC. ISBN 1593331029.
Glasse, Cyril (2001). The New Encyclopedia of Islam. Rowman Altamira. ISBN 0759101906.
Corn, Charles (1999). The Scents of Eden: A History of the Spice Trade. Kodansha America. ISBN 1568362498.
Needham, Joseph (1986). Science and Civilization in China: Volume 4, Physics and Physical Technology, Part 2, Mechanical Engineering. Taipei: Caves Books Ltd.
Ebrey, Walthall, Palais, (2006). East Asia: A Cultural, Social, and Political History. Boston: Houghton Mifflin Company.
Morton, Scott and Charlton Lewis (2005). China: It's History and Culture: Fourth Edition. New York: McGraw-Hill, Inc.
Krugman, Paul., 1996 Pop Internationalism. Cambridge: MIT Press,
Mill, John Stuart., 1844 Essays on Some Unsettled Questions of Political Economy
Mill, John Stuart., 1848 Principles of Political Economy with some of their Applications to Social Philosophy (Full text)
Smith, A. 1776, An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations
External links ( Link Eksternal )
The BBC's illustrated history of free trade
The Cato institute says free trade has brought wealth to countries engaging in it for 500 years.
A chronology of maritime Asian trade from 425 BC (Chinese silk trade with Greece by sea.) to 1700
Tariffs and Subsidies - The Literal Cost of High Fructose Corn Syrup
Dictionary of Traded Goods and Commodities: a dictionary of trade in Britain, 1550-1820. Part of British History Online, by permission of the University of Wolverhampton.
Notes :

Retrieved from (Dikutip Dari ) : "http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_international_trade"

0 comments: